Pages

Rabu, 26 September 2012

Virus Corona Ancam Calhaj

Image

Sejumlah petugas membantu jamaah calon haji (calhaj) lanjut usia saat mengikuti acara pelepasan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, kemarin. Dari 3.078 calhaj DIY, sebanyak 664 orang masuk kategori risiko tinggi (risti).

 JAKARTA– Jamaah dan petugas kesehatan haji Indonesia diminta mewaspadai penyebaran coronavirus di Arab Saudi. Virus ini bisa menyebabkan sindrom pernapasan akut berat.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan adanya bentuk baru coronavirus yang didiagnosis menjangkiti tiga orang. Bahkan, dua di antara penderita telah meninggal dunia dan satu orang masih menjalani perawatan di rumah sakit.Jenis virus ini dianggap sebagai salah satu bentuk common cold. Coronavirus baru menyerupai virus yang menyebabkan SARS atau penyakit berbahaya yang sempat merebak beberapa tahun lalu.

Selain di Arab Saudi,kasus lain ditemukan di Qatar.Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan, hingga kini belum ada jamaah haji Indonesia yang terserang coronavirus. ”Saya minta jamaah haji menjaga kesehatan, kalau ada yang sakit langsung menghubungi tim kesehatan,” ungkap Menag usai menerima pemenang lomba sekolah sehat di Jakarta kemarin. Menurut dia, petugas kesehatan haji di Arab Saudi telah menyediakan balai kesehatan yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan seperti dokter dan kebutuhan obat-obatan.

Namun, Menag meminta jamaah beserta keluarga di Tanah Air tidak panik mendengar kabar penyebaran virus menyerupai SARS itu. ”Kalau ada yang membahayakan kesehatan jamaah, Pemerintah Arab Saudi dan negara pengirim pasti akan mengambil tindakan yang tepat, agar kesehatan jamaah tetap terjaga,”ujarnya.

Ketua Umum DPP PPP memerintahkan petugas kesehatan haji di Arab Saudi lebih tanggap serta bertindak cepat jika ada jamaah yang terserang virus mematikan itu. Coronavirus adalah salah satu di antara kelompok virus RNA (asam ribonukleat). Virus baru tersebut terlihat seperti korona atau halo bila dilihat di bawah mikroskop elektron. Korona atau halo bisanya disebabkan serangkaian proyeksi permukaan luar virus. ”Petugas kesehatan harus cermat memantau kondisi para jamaah,” tegasnya.

Kepala Bidang Kesehatan Haji di Arab Saudi Azimal Zainal Zein mengatakan,jamaah tidak perlu cemas terhadap penyebaran coronavirus. Sebab virus tersebut diperkirakan tidak akan hidup di udara panas. Coronavirus biasanya terjadi di wilayah tertentu seperti di Vietnam,namun tidak tertutup kemungkinan virus tersebut masuk ke Arab Saudi karena dibawa seorang pasien.

 Salah satu cara yang harus dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran coronavirus antara lain menjaga asupan gizi, mengonsumsi vitamin, serta istirahat yang cukup. ”Hal itu diperlukan,sebab jamaah haji rentan kelelahan usai menjalankan ritual haji, sehingga berpotensi menurunkan daya tahan tubuh,”tuturnya.

Peringatan Kementerian Kesehatan Saudi soal coronavirus memang patut diwaspadai. Namun, Azimal Zainal Zein, Kepala Bidang Kesehatan Haji di Arab Saudi,mengimbau agar penyebaran virus ini tidak perlu terlalu dicemaskan. ”Saya perkirakan virus ini tidak akan hidup di udara panas,’’ ujar Azimal, kemarin.

Azimal mengungkapkan, virus ini biasanya terjadi di wilayah tertentu saja seperti Vietnam. Ada kemungkinan, ujarnya, virus itu terbawa oleh sang pasien masuk ke Saudi. Untuk mengantisipasi virus ini,Azimal mengatakan lebih baik untuk menjaga agar asupan gizi tetap baik mengonsumsi vitamin, serta istirahat yang cukup. Ini karena para jamaah juga rawan mengalami kelelahan yang berpotensi menurunkan daya tahan tubuh.

Tak ketinggalan, penyakit mag karena seringkali makan tak teratur. Sedangkan saat musim dingin, biasanya mereka juga mengalami rematik dan hipertensi. Di sisi lain,menyusul kedatangan jamaah yang terus bertambah, jumlah pasien yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah juga makin banyak.

Menurut dokter Tjetjep Ali Akbar, Kasie Kesehatan Daerah Kerja Madinah, ada sekitar 15 orang yang menjalani perawatan dan enam di antaranya telah dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. ”Ada yang sudah pulang, ada juga yang masih dirawat,’’ ujar Tjetjep. Sedangkan penyakit meningitis perlu diwaspadai.

Biasanya dibawa oleh jamaah dari Afrika, penyakit ini terbilang bisa menular lewat bersin sehingga dianjurkan untuk mengenakan masker. Namun, kalau sudah menjalani vaksin meningitis biasanya lebih kebal terhadap penyakit.Terlebih masa efektif vaksin tersebut mencapai dua tahun meski ada waktu seminggu setelah penyuntikan sebelum akhirnya vaksin itu dapat optimal bekerja.

644 Calhaj DIY Kategori Risti

Calhaj dari DIY yang masuk kategori risiko tinggi (Risti) karena faktor usia mencapai 664 orang. Dari jumlah tersebut, dua orang di antaranya sudah memasuki usia di atas 90 tahun. Batasan umur risiko tinggi adalah berusia lebih dari 61 tahun. ”Jumlah jamaahnya ada 3.078, yang masuk katagori risti ada 644 orang,” ujar Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas Kanwil Kemenag DIY HM Lutfie Hamid di sela-sela acara pamitan calon jamaah haji DIY kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X,kemarin.

Selain usia, petugas pendampingan calon haji juga mewaspadai faktor kesehatan. Penyakit yang mendapatkan perhatian khusus di antaranya diabetes,hipertensi dan jantung. Seperti pada pengawasan yang dilakukan setiap tahun, setiap kelompok calon haji nantinya akan disertai dokter.

Pelayanan dilakukan dengan sistem jemput bola. ”Sehari dua kali petugas dan dokter akan mendatangi mereka yang masuk risiko ini selain memeriksa juga mewawancara langsung menanyakan keluhan dari jamaah,” tambah Lutfie. andi setiawan/ maha deva

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar