Wednesday, 26 September 2012
Calon haji asal Medan dan Deliserdang berjalan ke bus yang akan membawa mereka ke Bandara Polonia Medan, Selasa (25/9).
MEDAN– Coronavirus yang
bisa menyebabkan sindrom pernapasan akut berat menyebar di Madinah, Arab
Saudi dan mengancam jamaah calon haji (calhaj). Namun, sampai saat ini
belum ada calhaj dari Indonesia yang terjangkiti.
Kepala Bidang
Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan
Syahrial Aritonang mengatakan, mereka telah mengeluarkan imbauan kepada
para jamaah calhaj Sumatera Utara (Sumut) agar mewaspadai coronavirus.
Virus
baru yang berjangkit di Madinah ini dengan cepat menyebar dan bisa
melumpuhkan manusia setelah terjangkit. ”Kami mengimbau agar seluruh
jamaah calhaj menggunakan masker. Jangan sepelekan penggunaan masker
karena bisa mencegah terjangkit virus ini,”kata kepada wartawan di
Asrama Haji Medan (Ahmed), Selasa (25/9).
Selain dengan
menggunakan masker, jamaah calhaj diimbau beristirahat yang cukup untuk
menjaga daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang virus.Apalagi,
pada tahun ini hampir 60% calhaj Sumut masuk kategori risiko tinggi
karena faktor usia yang ratarata di atas 50 tahun. Menurut dia,
coronavirus mudah menjangkiti seseorang bila ketahanan tubuhnya menurun.
Virus jenis ini masuk dalam rumpun influenza serta muncul di
kawasan yang sedang dilanda cuaca ekstrim di Arab Saudi, termasuk
Madinah dan Jeddah. Petugas kesehatan jamaah calhaj Sumut telah siap
menghadapi kemungkinan penyebaran coronavirus. Langkah antisipasif
dilakukan dengan cara memberi penyuluhan ke dokter atau petugas
kesehatan kelompok terbang (kloter).
Begitu juga untuk jamaah
diberikan pengetahuan tentang proses penyebaran virus dan berjangkit ke
sesama jamaah. ”Ini merupakan virus yang harus diwaspadai oleh para
calhaj, selain meningitis.Kedua virus ini harus tetap diwaspadai karena
ini sama-sama berbahaya dan bisa melumpuhkan penderitanya.” ”Kami akan
terus mewaspadai perkembangan virus ini. Sampai sekarang belum ada
jamaah Calhaj asal Sumut yang terjangkit virus ini,” beber Syahril.
Koordinator
PPIH Embarkasi Medan M Sazli Nasution mengatakan, mereka telah
membagi-bagikan paket kesehatan yang berisi masker,oralit dan obat
lainnya kepada para calhaj sebelum berangkat.”Paket kesehatan ini guna
keperluan mendadak.Di Arab Saudi juga masih ada stok kita untuk para
jamaah. Masker bisa dicuci untuk digunakan kembali, tapi pada cuaca
panas diharapkan agar dibasahi supaya hidung tidak luka,”katanya.
Dari
Jakarta,Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan,
hinggakinibelumada jamaah haji Indonesia yang terserang
coronavirus.”Saya minta jamaah haji menjaga kesehatan, kalau ada yang
sakit langsung menghubungi tim kesehatan,” ungkapnya kemarin. Menag
meminta jamaah beserta keluarga di Tanah Air tidak panik mendengar kabar
penyebaran virus menyerupai SARS itu.
Kepala Bidang Kesehatan
Haji di Arab Saudi Azimal Zainal Zein mengatakan, jamaah tidak perlu
cemas terhadap penyebaran coronavirus. Sebab, virus tersebut
diperkirakan tidak akan hidup di udara panas. Coronavirus biasanya
terjadi di wilayah tertentu seperti di Vietnam, namun tidak tertutup
kemungkinan virus tersebut masuk ke Arab Saudi karena dibawa seorang
pasien.
Salah satu cara yang harus dilakukan untuk
mengantisipasi penyebaran coronavirus antara lain menjaga asupan gizi,
mengonsumsi vitamin,serta istirahat yang cukup. Dasopang Banualahi, 52,
calhaj asal Tapanuli Selatan mengaku tidak begitu khawatir dengan
penyebaran virus yang merebak dengan cepat tersebut.
Untuk
mengindari virus berbahaya tersebut, salah satunya dengan mengindahkan
imbauan yang dikeluarkan petugas kesehatan haji. ”Kalau soal kena
penyakit atau terjangkit virus itu,jangankan di Mekkah, di sini (Medan)
pun kita bisa kena kalau tidak waspada.Jadi,saya rasa kita harus lebih
waspada dan menjaga kondisi tubuh,”katanya.
WHO Keluarkan Peringatan
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan global tentang munculnya
virus mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) di Timur Tengah
(Timteng). Pengumuman itu dirilis WHO setelah seorang pria dari Qatar
sakit kritis di sebuah rumah sakit di London, serta satu orang tewas di
Arab Saudi akibat penyakit serupa.
WHO menjelaskan, pria 49
tahun asal Qatar itu sempat dirawat di unit perawatan intensif di Doha
pada 7 September karena menderita infeksi pernapasan akut dan gagal
ginjal. Kemudian,pada 11 September, dia dipindahkan ke Inggris dengan
ambulans udara.Menurut WHO, pria asal Qatar itu jatuh sakit pada 3
September setelah berkunjung ke Arab Saudi.
Adapun seorang warga
negara Arab Saudi yang berusia 60 tahun meninggal awal tahun ini akibat
virus yang mirip SARS. Otoritas medis Saudi mengatakan mereka sedang
menyelidiki kasus lain yang mungkin terkait virus ini.WHO menegaskan,
kematian warga Arab Saudi itu disebabkan virus yang termasuk dalam
famili coronavirus,namun bukan karena SARS yang sempat menewaskan lebih
dari 800 orang di dunia.
Coronaviruses merupakan penyebab
influenza biasa tetapi juga dapat mencakup penyakit parah lainnya,
termasuk SARS. “Ini adalah virus baru. Kami belum mendengar adanya kasus
yang lebih baru. Kami tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana
virus ini menyebar.Ini adalah salah satu alasan mengapa kita mencoba
mendapatkan informasi lebih lanjut. Kita tidak tahu bagaimana virus itu
menular,” ungkap juru bicara WHO Gregory Hartl kepada AFP.
Menanggapi
hal ini, organisasi yang didirikan pemerintah Inggris untuk menangani
penyakit menular, Badan Perlindungan Kesehatan (HPA) mengkonfirmasikan
adanya coronaviruses baru dan menemukan jika virus itu 99,5% cocok
dengan virus yang diperoleh dari jaringan paru-paru seorang pria Saudi
yang meninggal awal tahun ini.
Kepala Penyakit Pernapasan di HPA
John Watson mengatakan, mereka akan segera mengambil langkah untuk
memastikan bahwa orang-orang yang telah melakukan kontak dengan warga
Qatar yang dirawat di London tidak terinfeksi. Hingga saat ini,tidak ada
bukti yang menunjukkan mereka tertular virus tersebut.
Menurut
laporan HPA,tidak ada seorang pun, termasuk mereka yang pernah kontak
dengan pria Qatar itu,menunjukkan gejala terjangkit virus tersebut. HPA
mengatakan virus baru itu berbeda dari virus yang sebelumnya
diidentifikasi menular melalui manusia satu ke manusia lainnya.
Kendati
demikian, ada tanda-tanda menggembirakan yang menunjukkan jika virus
itu tidak menular seperti SARS karena orangorang yang telah melakukan
kontak dengan warga Qatar atau Saudi, termasuk petugas kesehatan, tidak
mengalami sakit apapun. Otoritas Saudi mengatakan pihaknya akan terus
memantau perkembangan terkait penyakit tersebut dan terus berkoordinasi
dengan seluruh organisasi kesehatan internasional.
Saudi
menambahkan kasus ini adalah kasus yang jarang terjadi dan pihaknya
menjamin situasi saat ini dapat terkendali. “Kejadian itu jarang
terjadi, dan tidak ada alasan untuk khawatir,” ungkap pernyataan
Kementerian Kesehatan Arab Saudi, seperti dikutip Wall Street Journal.
panggabean hasibuan, susi susanti, andi setiawan
0 komentar:
Posting Komentar