Pages

Senin, 10 September 2012

Obama Ungguli Romney

Image

Incumbent Presiden AS Barack Obama berkampanye di St Petersburg Seminole Campus di St Petersburg, Florida, kemarin WIB. Obama memimpin dukungan untuk pemilu dalam beberapa jajak pendapat atas rivalnya, Mitt Romney, dari Republikan.

WASHINGTON– Konvensi Partai Demokrat pekan lalu tampaknya terbukti ampuh untuk mendongkrak dukungan kepada incumbent Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dalam jajak pendapat.

Dalam jajak pendapat yang dirilis Reuters/Ipsos kemarin, Obama berhasil memperlebar jarak untuk memimpin pertarungan menuju Gedung Putih dari rival utamanya,Mitt Romney, dari Republikan. Jajak pendapat harian terakhir itu menunjukkan Obama memimpin 4% dari Romney.

Dalam survei online yang digelar empat hari sebelum hasil dirilis itu,47% dari 1.457 responden mengungkapkan akan memilih Obama jika pemilu 6 November digelar saat itu.Sementara 43% responden mengaku akan memberikan suara untuk Romney. “Lonjakan itu benar-benar terjadi. Saya tahu ada beberapa debat apakah itu akan terjadi, tapi ini nyatanya,”ujar Julia Clark dari Ipsos,merujuk “lonjakan” dukungan yang banyak dinikmati para calon presiden (caprses) setelah konvensi pengukuhan pencalonan mereka untuk pemilu AS.

Pada jajak pendapat Jumat (7/9) atau sehari setelah konvensi Demokrat usai, Obama telah melompati Romney dengan mendapatkan dukungan 46:44. Peningkatan dukungan terhadap Obama ini juga diperlihatkan dalam jajak pendapat harian yang digelar Gallup. Obama mendapatkan dukungan 52% dibandingkan 43% yang tidak mendukungnya. Survei ini melibatkan 500 warga Amerika. Obama juga memimpin 49% dari Romney yang mendapatkan 45% dukungan dalam jajak pendapat itu.Pada jajak pendapat yang digelar Galluppada Rabu (5/9),Obama memimpin tipis satu angka dengan 47% di depan Romney yang meraup 46% dukungan.

“Hasil ini begitu berbeda dengan jajak pendapat yang digelar selama Konvensi Republikan, tidak ada lonjakan tinggi terhadap dukungan untuk Romney,” papar Pemimpin Redaksi Gallup Frank Newport. “Data terbaruinimasihsementaradan sebagian besar tidak mencerminkan pengaruh pidato Obama pada Kamis (6/9) malam.” Lonjakan dukungan untuk presiden itu muncul di tengah reaksi beragam atas pidatonya di konvensi pekan lalu di Charlotte, North Carolina, dan data pemerintah yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat tajam pada bulan lalu.

Menurut Clark dari Ipsos, keunggulan Obama atas Romney itu bisa dibandingkan dengan apa yang didapatkan Romney setelah Konvensi Republikan sepekan sebelum konvensi Demokrat digelar. “Kami tak punya konvensi lain sekarang jadi (lonjakan Obama) bisa bertahan,” kata Clark,kepada Reuters.

“Berapa besarnya dan seberapa lama bertahan masih bisa dilihat.” Meski terus dipojokkan dengan kritikan Republikan atas performa kebijakan ekonominya, Obama ternyata mampu mengungguli Romney dalam hal karakter. Ditanya siapa yang lebih “cakap berbicara”, 50% dari 1.729 pemilih terdaftar yang disurvei di jajak pendapat Reuters/Ipsos memfavoritkan Obama dan hanya 25% yang menyukai Romney. Sementara untuk siapa yang “cukup pintar untuk menjadi presiden”, 46% memilih Obama dan 37% memilih Romney.

Dalam jajak pendapat itu terungkapbahwaObamamengungguli Romney atas puluhan karakter yang disukai seperti “mewakili Amerika” atau “memiliki nilai-nilai yang benar”. Satu-satunya kategori yang dimenangkan Romney adalah menjadi “orang taat”.Romney, seorang Mormon,memperoleh dukungan 44% dibandingkan Obama, yang seorang Kristen, yang mendapatkan 31%. Dalam kampanye yang digelar di Virginia kemarin Romney yang muncul bersama televangelist, Pat Robertson, menyerang Demokrat yang tidak menyebutkan kata Tuhan dari platform mereka pada konvensi pekan lalu.

“Saya tidak akan mengesampingkan Tuhan, platform kita. Saya tidak akan menendang Tuhan dari hati saya. Kita adalah negara yang dirahmati Tuhan,” ujarnya, seperti dikutip AFP. Menurut Romney,Amerika butuh presiden baru yang berkomitmen kepada negara atas nama Tuhan yang mengakui bahwa mereka diberikan hak tidak oleh pemerintah, tapi oleh Tuhan. Dia juga mengimplikasikan Demokrat ingin menghilangkan frasa: “In God We Trust”dari uang kertas AS.

Kubu kampanye Obama menyebut tudingan Romney itu ungkapan keputusasaan seperti tim dalam pertandingan yang sudah tahu bakal kalah. Sementara Obama kemarin berkampanye di Florida, salah satu dari 12 negara bagian yang tidak punya kecenderungan dukungan politik (swing states) yang suara pemilihnya menentukan hasil pemilu 6 November. Dalam kampanye di St Petersburg, Obama diperkenalkan Charlie Crist, mantan gubernur Florida dari partai Republikan. Crist mundur dari partai setelah kalah dalam primary Senat dari Marco Rubio pada 2010.

“Nilai yang kita perjuangkan bukanlah untuk nilai Demokrat bukan untuk nilai Republikan, melainkan nilai Amerika,” ujar Obama di hadapan 11.000 orang. ●alvin

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar