Pages

Rabu, 26 September 2012

Kakak-Adik Ditemukan Membusuk

Image

Herly Yulianti bersama anak keduanya, Aldi, tak kuasa menahan tangis di rumah duka.(foto kanan) Foto keluarga korban semasa hidup. Mayang (kanan), Rezi (tengah) dan Aldi (kiri).(foto kiri)

PALEMBANG– Kakak beradik, Mayang Dianti, 11, dan Rezi Triansyah, 3, ditemukan tewas membusuk dengan kondisi tubuh penuh luka. Diduga keduanya korban penculikan dan perampokan yang disertai pembunuhan. Warga Jalan Suka Senang Ujung,RT 06/02,Kelurahan Sukarami, Kecamatan Sukarami, Palembang, kemarin sekitar pukul 09.00 WIB dihebohkan oleh penemuan mayat dua bersaudara Mayang Dianti,siswi kelas 6 sekolah dasar negeri (SDN) 151 Palembang, dan adiknya, Rezi Triansyah.

Saat ditemukan kondisi kedua mayat masih mengenakan busana lengkap dengan posisi berdekatan. Nurela,nenek korban,mengungkapkan, dua cucunya menghilangsejakJumat( 21/9) sekitar pukul 13.00 WIB.“Waktu baru pulangdarisekolah,Mayangizin sama ibunya mau menjemput adik keduanya,Aldi,yang kelas tiga ke sekolah SDN 151. Dia mengajak adik ketiganya Rezi (korban) menggunakan sepeda motor Honda Scoopy baru tanpa pelat nomor,” ungkapnya di tempat kejadian perkara (TKP) kemarin.

Setelah ditunggu sampai pukul 13.00 WIB kedua cucunya tak kunjung pulang.“Kami tunggu pukul 5 sore,keduanya tak juga pulang. Kami sekeluarga pun panik. Sampai akhirnya kami lapor ke polisi. Namun hari itu juga belum ada tanda-tanda di mana mereka berada,”tuturnya. Puncaknya pada Minggu (23/9), sang kakek, Mustari mendapatkan beberapa kali pesan singkat (SMS) melalui ponsel dari nomor yang tidak dikenal.

”Isinya berbunyi, Bu Ela,ada dua mayat wanita kecil di bawah rumpun bambu di ujung jalan dekat Simpang TigaTembus.Cepat ditemukan nanti disingkirkan pembunuhnya. Itu SMS terakhir si pengirim, Minggu sekitar pukul 12.00 WIB. Mendapat SMS berulang kali itu kami keluarga besar langsung melakukan pencarian. Dari sekitar rumah sampai meminta bantuan orang pintar,”katanya.

Sampai akhirnya Selasa (25/9), sekitar pukul 09.00 WIB, kakek bersama dua keponakannya secara tak sengaja menemukan korban di belakang Hotel Mentari, dekat kebun bambu, Jalan Suka Senang Ujung. “Saat ditemukan kondisi mereka sangat mengenaskan,” ujar Nurela. Kapoksekta Sukarami Palembang, Kompol Imam Tarmudi, menduga kedua jenazah ini sebagai korban penculikan dan perampokan yang disertai pembunuhan.

“Tadi (kemarin) sudah dievakuasi oleh Tim Identifikasi Polresta Palembang untuk dibawa ke kamar jenazah RSMH Palembang untuk divisum.Dugaan sementara, korban dirampok lalu dibunuh. Karena motor korban hilang.Apa pun informasi yang kami dapat di lapangan maupun TKP akan dikembangkan guna mengungkap pelakunya. Kami juga sudah mengecek salah satu rumah yang diduga pelakunya, namun sudah kosong dan ada tulisan dijual di depannya,” papar Imam di lokasi kejadian kemarin.

Dokter forensik kamar jenazah RSMH Palembang, Dr Binsar Silalahi, mengungkapkan, korban diduga sebelum dihabisi terlebih dulu dipukul dengan benda tumpul. ”Kalau kakak perempuannya diduga dipukul dengan kayu di punggung belakang.Adiknya dipukul di bagian kepala. Dari hasil pemeriksaan sementara,tulang punggung belakang wanita retak, sedangkan korban yang kecil tulang kepalanya remuk. Diperkirakan korban sudah lima hari lalu meninggal,”ujarnya.

Setelah divisum dan dimandikan di kamar jenazah RSMH Palembang, selanjutnya dua jenazah ini dibawa ke rumah duka di Perumahan Nuansa Dago Blok A3, Sukarami, Palembang. Kemudian pihak keluarga dan warga setempat mendirikan salat untuk korban di masjid terdekat.Tak lama kemudian kedua korban dimakamkan di Tempat Pemakam Umum (TPU) Sukarela dalam satu liang kubur dengan dua nisan nama mereka.

Pelaku Diduga Kerabat Dekat

Kesedihan sangat terasa di rumah duka di Perumahan Nuansa Dago Blok A3, Sukarami, Palembang. Herly Yulianti, ibunda bagi Mayang dan Rezi, tak henti-henti meneteskan airmata saat menceritakan pertemuan terakhirnya dengan kedua anaknya. “Mayang sayang sekali kepada kedua adiknya. Sampai-sampai baru balik sekolah, Jumat (21/9) sekitar pukul 12.30 WIB, dia pamitan mau menjemput Aldi ke SDN 151 dengan motor baru kami, Honda Scoopy.

Dia mengajak adiknya paling kecil,Rezi.Saya izinkan dengan pesan terakhir hati-hati di jalan,”kenang Yuli di rumah duka kemarin. Setelah ditunggu sampai pukul 13.00 Mayang dan Rezi tak kunjung pulang, sampai adik keduanya, Aldi, justru sudah pulang sekolah lebih dulu.” Saya cari ke rumah temantemannya, rumah keluarga, tapi Mayang dan Rezi enggak ada,”keluhnya.

Yuli menaruh curiga kepada adik kandung suaminya yang bernama Fauzan. Sebab sebelum korban mengantarkan adiknya pergi sekolah sekitar pukul 12.00 WIB Fauzan sempat berkunjung ke rumahnya. “Dia main ke rumah. Mayang bilang sama saya ada orang di depan rumah.Lalu Aldi mengecek, ternyata Fauzan yang datang,”paparnya. Kemudian dia menyuruh Fauzan masuk ke ruang tamu dan menanyakan ada keperluan apa.

”Fauzan bertanya mana Zam (suami). Saya bilang lagi pergi karena ada kerjaan. Kemudian Fauzan menjawab, ada keluarga meninggal dan sampaikan pada suami saya kalau mau melayat bareng saja. Lalu Fauzan cerita masalah kerjaannya di perusahaan kusen kayu. Selanjutnya dia berpesan agar anak saya hati-hati bergaul karena saat ini banyak kejadian kasus pemerkosaan dan pembunuhan,”paparnya. Setelah mengobrol beberapa menit Fauzan pamit pulang.

Namun,sekitar 10 menit kemudian Fauzan datang kembali bersama temannya yang hanya menunggu di luar dengan motor.” Fauzan menemui saya lagi dan bilang mau pinjam uang Rp100.000 buat membetulkan mobilnya yang rusak. Saya bilang sama Fauzan, nanti saja tunggu kakak (Zam) pulang. Karena tidak diberi pinjaman, Fauzan langsung pergi bersama temannya yang tidak saya kenal,”ujarnya. Kecurigaannya itu sangat beralasan karena keberadaan Fauzan sampai saat ini tidak diketahui oleh keluarga besar.

Mayang Anak yang Pintar

Duka mendalam tidak hanya dirasakan keluarga besar korban, tetapi juga guru dan siswa SDN 151 Palembang, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Palembang. Wali kelas 6 C SDN 151 Palembang, Yulida,menuturkan Mayang merupakan siswa pintar, ramah,dan pandai bergaul dengan teman sekolah. ”Mayang sekolah di SDN 151 Palembang sejak kelas satu sampai sekarang kelas 6. Mayang selalu masuk 10 besar setiap pengumuman kenaikan kelas,” tuturnya.

Saat Mayang dikabarkan menghilang dan dinyatakan meninggal, pihak sekolah langsung meluncur ke lokasi kejadian dan rumah duka. ”Tega sekali pembunuh itu. Mayang dan adiknya masih kecil dan kami prihatin dengan kasus ini. Kami berharap pelakunya segera ditangkap polisi,” tuturnya. Ani, teman korban, mengaku sangat kehilangan sosok Mayang yang dikenalnya ramah dan suka menolong. ”Kami sangat kehilangan Mayang. Dia anaknya asyik diajak bercanda dan bercerita. Mayang juga tidak pelit membantu teman saat mengerjakan tugas sekolah,”katanya. ade satia pratama

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar