Pages

Rabu, 26 September 2012

Presiden SBY Undang Investor Global

Wednesday, 26 September 2012 ImagePresiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) di New York, tadi malam WIB.

NEW YORK – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para investor Amerika Serikat (AS) dan global untuk menanamkan dan meningkatkan investasi di Indonesia. Kepala Negara mengharapkan para pengusaha global tersebut tidak ragu-ragu bergabung dalam sejumlah program pengembangan ekonomi nasional yang diprakarsai pemerintah.

Saat berpidato di Indonesian Investment Day (IID) di New York Stock Exchange (NYSE), New York, Senin (24/9) pukul 09.00 waktu setempat, Presiden SBY mengungkapkan, Indonesia sekarang memiliki fondasi ekonomi dan politik yang kuat. ”Indonesia bukan hanya menarik untuk berinvestasi, namun juga merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan investasi. Investasi Anda saya yakin akan terus berkembang,”katanya.

Acara Indonesian Investment Day ini bertema ”Indonesia Rise as Asia’s New Economic Power House: Transformation, Opportunities, and Partnership for All”.Dalam kesempatan itu, Presiden juga meninjau lantai bursa New York dengan didampingi antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. SBY mengaku memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan masa depan Indonesia.

Dengan merujuk laporan Asian Development Bank yang meramalkan produk domestik bruto (PDB) Asia akan meningkat signifikan pada 2050. Dari kondisi itu, kelas menengah akan berkembang dan 90% dari pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh negara yang berjuluk Asia 7.Indonesia menjadi salah satunya. ”Kami beradaptasi dengan krisis melalui reformasi berkecepatan tinggi. Kami beradaptasi dengan globalisasi dengan membuka diri,”paparnya. Lebih jauh Presiden menjelaskan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Menurutnya, masterplan memiliki 22 aktivitas ekonomi penting. Selain juga ada delapan program yang terintegrasi di sektor pertanian, pertambangan, energi, industri, perikanan, pariwisata, telekomunikasi dan pembangunan sektor strategis lain. Untuk mencapai hal itu Presiden mengatakan total investasi yang dibutuhkan sejak pencanangan 2011 hingga 2025 berjumlah USD437 miliar.”Pemerintah Indonesia dan kalangan bisnis dalam negeri akan berkontribusi 65% dan kami mengundang Anda untuk bergabung,”tambahnya.

Presiden pun menjamin keamanan investasi mereka di Indonesia. SBY meyakinkan para calon investor yang hadir bahwa investasi mereka tidak akan sia-sia. Alasannya, perekonomian Indonesia diprediksi akan tetap bertahan di tengah gejolak global yang mungkin muncul. SBY kemudian menyebutkan sedikitnya tiga alasan kenapa Indonesia menarik sebagai tempat investasi. Pertama, Indonesia memiliki stabilitas politik yang tinggi. Stabilitas politik merupakan dasar stabilitas ekonomi yang memberi kenyamanan bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi dengan risiko kecil.

Kedua, lanjut SBY, perekonomian Indonesia akan berkelanjutan karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang riil. ”Kami memiliki sektor ekspor yang kuat,tapi ekonomi kami tidak tergantung pada pasar asing manapun, ”katanya merujuk pada peran besar konsumen lokal yang strategi ekonominya sederhana, yaitu tetap belanja.Adapun ketiga, kata Presiden, adalah Indonesia telah memiliki visi ekonomi yang ambisius hingga 2025. Rencana total investasi dalam masterplan periode 2011 hingga 2025 mencapai sekitar USD437 miliar.

Pidato di Sidang Umum PBB

Di markas besar PBB New York, tadi malam waktu Indonesia, Presiden SBY berbagi pengalaman mengenai penyelesaian konflik di kawasan pada sesi pertama debat Sidang Ke- 67 Majelis Umum PBB. SBY adalah kepala negara kesembilan yang berpidato di sesi pertama sidang itu. Dia berpidato selama 15 menit. Selain SBY,Presiden AS Barack Obama dan Presiden Republik Prancis Francois Hollande juga berpidato di hari pertama Sidang Umum PBB yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon tepat pukul 09.00 pagi waktu setempat itu.

Tema Sidang Majelis Umum kali ini adalah ”Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai”(Bringing about Adjustment or Settlement of International Disputes or Situations by Peacefull Means).Menurut Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, tema itu akan memberikan ruang bagi Indonesia untuk melihat kembali perkembangan global saat ini yang masih muncul konflik di sejumlah tempat.

”Kita akan mengangkat kembali apa yang menjadi pengalaman kita menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan,”kata Faizasyah. Masih di New York,Presiden SBY menerima dua penghargaan di bidang ekonomi dan pelestarian lingkungan. Teuku Faizasyah menyebut kedua penghargaan tersebut ”Valuing Nature Awards for Leadership in the Coral Triangle Initiative” dari The Nature Conservancy, WRI& WWF,serta”USABC21st Century Economic Achievement” dari US-ASEAN Business Council.

Penghargaan ”Valuing Nature Award” dianugerahkan oleh tiga organisasi internasional, The Nature Conservancy, World Resources Institute,dan World Wildlife Fund kepada Presiden SBY atas kepeloporannya dalam menyadari pentingnya sumber daya alam dan bekerja menjaga kelestarian. Presiden SBY secara khusus diakui kepemimpinannya dalam membentuk Prakarsa Segitiga Terumbu Karang yang bersifat multilateral guna melestarikan sumber daya laut dan pesisir di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon,danTimur Leste. ant ”

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar