Pages

Selasa, 25 September 2012

11 Pendemo Pingsan Dihajar Polisi

Image

Kasat Intelkam Polresta Medan Kompol Ahyan (baju hitam dan bertopi) ikut memukuli seorang demonstran di depan Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Senin (24/9).

MEDAN– Ribuan massa yang berunjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional ke-52 di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Selasa (24/9) terlibat bentrokan dengan polisi.

11 pengunjuk rasa pun babak belur dan dilarikan ke rumah sakit. Hampir seluruh korban pingsan saat dibawa ke rumah sakit. Mereka terkena tendangan dan pukulan petugas kepolisian yang secara beringas menghalau massa.Bahkan, hingga tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB, masih ada korban yang belum sadarkan diri, yakni Hermansyah, 40,warga Pasar IV Helvetia.

Dia menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Sinar Husni Jalan Veteran Gang Utama Pasar V Helvetia, akibat terkena pukulan di bagian pelipis dan bahu. Begitu juga dengan Irwansyah Batubara, 39; dan Ogek Hutagalung,40,warga Pasar IV Helvetia. Keduanya pingsan karena terkena pukulan di bagian wajah, bahkan Irwansyah tercebur ke selokan di depan kantor gubernur.

Sedangkan Serep Manalu, 35, dirawat di RS Elisabeth Jalan H Misbah akibat terkena pukulan di wajah hingga hidungnya mengeluarkan darah.Korban lainnya dirawat di RS Malahayati Jalan Pangeran Diponegoro, yakni Tina Hutagaol, 29; Megawati,41; Selvina,17; warga Jalan Selambo,Medan Amplas; Ruth Sitompul, 28; Pardamean Sitanggang, 27, warga Jalan Marendan; M Hamendu,42; dan Agus M Butar-butar,30.

Koordinator Komite Tani Menggugat (KTM) Johan Merdeka mengklaim sedikitnya 30 pengunjuk rasa mengalami luka memar akibat pukulan dan tendangan polisi. Saat ini mereka masih mendata siapa saja korban yang terluka.“Kami belum tahu kondisi terakhir mereka. Belum boleh masuk,” katanya kepada SINDO.

Sementara, korban dari polisi juga berjatuhan. Setidaknya ada enam polisi,seorang di antaranya polwan terluka dan dirawat di Rumah Sakit Permata Bunda Jalan Sisingamangaraja. Polwan tersebut juga tercebur ke parit saat dorong-dorongan dengan massa. Bentrokan pecah saat ribuan massa dari KTM memaksa masuk ke dalam halaman Kantor Gubernur Sumut sekitar pukul 17.00.

Massa yang sudah berdemonstrasi sejak pukul 13.00 langsung dihadang barikade ratusan polisi anti huruhara. Seketika mobil water cannon menyemprotkan air ke arah pengunjuk rasa hingga barisan massa kocar-kacir. Sejumlah polisi,baik yang berpakaian sipil maupun berseragam langsung mengepung pengunjuk rasa.Dengan membabi buta polisi menendang dan memukul pengunjuk rasa perempuan dan pria.

Kepala Satuan (Kasat) Intelkam Kepolisian Resor Kota (Polresta) Medan Komisaris Polisi (Kompol) Ahyan sempat tertangkap kamera memukuli seorang demonstran.Beberapa bagian tubuh pria yang ditangkap tersebut tampak lebam dan memerah karena diseret beberapa polisi berpakaian sipil. Baju pria tersebut juga sobek. Kericuhan mereda saat adanya informasi Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho bersedia menemui beberapa perwakilan pengunjuk rasa sore itu di ruang kerjanya.

Massa pun akhirnya mengirimkan utusan dan sebagian masih tetap bertahan di tengah jalan. Dari pantauan wartawan potensi bentrokan sudah terlihat ketika siang. Ratusan polisi sejak awal sudah siaga dengan dua unit mobil Baracuda, satu unit mobil water cannon, satu unit mobil pemadam kebakaran (damkar), dan puluhan sepeda motor yang digunakan polisi anti huru hara, siaga di halaman depan kantor gubernur.

Pagar kawat berduri sudah terpasang mengelilingi kantor gubernur sejak pagi. Saat menerima perwakilan pengunjuk rasa,Gatot Pujo Nugroho menjelaskan,bahwa persoalan tanah di Sumut sudah menjadi prioritas mereka untuk dituntaskan.Hanya permasalahan tersebut tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pemprov Sumut. Beberapa tuntutan petani seperti sengketa lahan kewenangannya justru ada di Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Dalam beberapa kali kesempatan, dia sudah menyampaikan langsung kepada Kepala BPN Hendarman Supandji agar dapat turun langsung ke Sumut untuk membantu menyelesaikannya. Sedangkan masalah izin mendirikan bangunan (IMB) yang menjadi salah satu tuntutan pengunjuk rasa, menurut dia, kewenangan bukan di provinsi, melainkan di kabupaten/ kota. Karena itu,Pemprov Sumut tidak bisa hanya sendiri menyelesaikannya.

Selain itu, Gatot meminta Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang yang mendampinginya, untuk tidak menahan pengunjuk rasa yang sebelumnya telah diamankan. Sedangkan demonstran yang dirawat di rumah sakit akan ditanggun Pemprov Sumut biaya perobatannya.Perwakilan pengunjuk rasa pun menerima.

Gatot kemudian turun langsung menjumpai massa di jalan dan menerima petisi tuntutan petani terkait konflik agraria di Sumut. Petisi tuntutan petani tersebut diserahkan langsung Koordinator KTM Johan Merdeka kepada Gatot dan disambut tepuk tangan dari ribuan demonstran yang masih bertahan di jalan. Gatot berjanji akan membawa membahas tuntutan petani tersebut ke dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut. Massa pun akhirnya membubarkan diri saat azan Magrib berkumandang.

Sementara jalanan yang sebelumnya macet hingga delapan jam berangsur terurai dan kembali normal. Unjuk rasa juga dilakukan Forum Rakyat Bersatu(FRB) Sumut yang membawa masa sekitar 200 orang sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka langsung memblokade Jalan Pangeran Diponegoro.

“Kami menagih janji gubernur untuk segera menyelesaikan konflik lahan dan mewujudkan reformasi agraria dengan mengembalikan tanah untuk petani,”kata Ketua Umum DPP FRB Sumut Rabu Alam Syahputra dalam orasinya. Akibat demontrasi tersebut kemacetan lalu lintas terjadi di beberapa ruas jalan.Polisi pun merekayasa lalu lintas untuk melancarkannya. m rinaldi khair, panggabean hasibuan, fakrurrozi, siti amelia, reza shahab

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar