Pages

Kamis, 11 Oktober 2012

Toyota Recall 7,4 Juta Mobil

Image

TOKYO — Toyota Motor Corp mengumumkan bakal menarik (recall) produk kendaraannya sebanyak 7,4 juta unit di seluruh dunia.Penarikan ini dilakukan setelah ditemukan masalah listrik pada tombol pemutar jendela yang berpotensi memicu kebakaran.

To y o t a menuturkan penarikan itu berlaku terhadap model Camry, Corolla, Yaris, Matrix, RAV4, Highlander, Tundra, Sequoia,dan Scion yang diproduksipadakurunJuli2005— Mei 2010 yang dijual di Jepang, Amerika Utara, Eropa, China, TimurTengah,dan Oseania. “Ada masalah pada tenaga listrik tombol pemutar jendela pengemudi yang bisa menyebabkan malafungsi,” papar juru bicara Toyota kepada AFP.

“Ada kekhawatiran lain bahwa lubrikan yang digunakan untuk memperhalus gerakan perputaran jendela itu bisa menyebabkannya terkikis.” Setidaknya,ada sekitar 2,47 juta kendaraan akan ditarik dari Amerika Serikat (AS) dengan sedikitnya ada satu kasus ketika asap muncul dari jendela. “Kami tak bisa menunjukkan apa penyebabnya dan tidak ada laporan terjadinya kebakaran,” papar juru bicara itu. Selain itu, 2,8 juta mobil lainnya juga akan ditarik dari Eropa dan China,sementara sisanya muncul dari seluruh dunia, termasuk Jepang,Kanada, Australia,dan Timur Tengah.

Menurut pabrikan automotif terbesar di dunia asal Jepang itu, perbaikan mobil yang ditarik akan memakan waktu sekitar 40 menit.“Proses perbaikan (listrik tombol pemutar jendela) bukanlah sesuatu yang sulit,”papar juru bicara Toyota Monika Saito kepada Reuters. Dia menambahkan, perbaikan itu termasuk menambahkan minyak antipanas ke tombol itu atau menukarnya.

Toyota akan memperbaiki sekitar 459.300 kendaraan di Jepang, termasuk model Vitz, yang diproduksi 2006–2008. Perusahaan itu juga menarik 650.000 kendaraan di Australia dan Asia, 490.000 di Timur Dekat dan Timur Tengah, 240.000 di Kanada, dan 330.000 dari lokasi lain. Kendaraan yang ditarik di luar Jepang termasuk beberapa model Yaris,Vios, Corolla, Matrix, Auris, Camry, RAV4, Highlander,Tundra, Sequioa, xB dan xD yang diproduksi antara 2005 hingga 2010.

Menurut Saito,belum ada laporan cedera atau kematian akibat masalah pada produk mobil tersebut meski ada kemungkinan bahwa malafungsi tombol bisa memicu munculnya asap. Sementara kepada TheWashingtonPost, jurubicara ToyotaJoichi Tachikawa menuturkan, ada lebih dari 200 masalah dilaporkan di AS dan jumlah lebih kecil dilaporkan dari tempat lain,termasuk 39 kasus di Jepang.

Toyota menolak menyebutkan berapa jumlah kerugian yang akan mereka tanggung akibat penarikan itu atau dampak apa yang bakal mereka hadapi dalam hal pendapatan di masa depan. Tapi,Koichi Sugimoto, analis senior di BNP Paribas Securities di Tokyo,memperkirakan penarikan itu akan memakan biaya setidaknya 10 miliar yen (Rp1,2 triliun).

Tahun lalu,Toyota mengaku menelan kerugian setidaknya 170 miliar–180 miliar yen ketika melakukan penarikan produk atas masalah pedal akselerator,keset lantai, dan rem Prius model ABS yang terjadi pada 2010. “Tentu saja, 7 juta kendaraan itu angka yang besar.Tapi, mungkin tak akan seperti yang terakhir kali ketika pelanggan di Amerika Serikat menghindari membeli mobil Toyota. Ini sepertinya skala yang benarbenar berbeda,”ujar dia.

Toyota mengaku mengetahui masalah pada tombol jendela itu pada September 2008 dalam sebuah insiden di AS.Tapi, waktu itu, mereka belum bisa menentukan penyebabnya sampai sekarang. Penarikan itu tidak akan memengaruhi produk yang dikeluarkan setelah 2010 karena adanya perubahan proses produksi yang tak terkait pada penyidikan internal.

Penarikan ini adalah tamparan terakhir atas reputasi keselamatan bagus yang dimiliki Toyota. Pabrikan yang pernah dipuji atas standar keselamatannya ini dipaksa melakukan kontrol kerusakan dalam beberapa tahun terakhir setelah menarik jutaan kendaraan karena adanya masalah. Penarikan itu adalah penarikan tunggal terbesar setelah Ford menarik 8 juta kendaraan produksinya pada 1996 untuk mengganti tombol starter rusak yang bisa menyebabkan kebakaran mesin.

Sebenarnya,Toyota sedang berusaha pulih dari serangkaian kesulitan sejak 2008,termasuk sejumlah penarikan yang melibatkan lebih dari 10 juta produk mobilnya dalam kurun 2009–2011 dan menghadapi masalah rantai suplai akibat gempa bumi dan tsunami di Jepang serta banjir di Thailand. Perusahaan ini mencatatkan laba operasi caturwulan terbesarnya dalam empat tahun pada April–Juni.

Baru-baru ini,Toyota—dan merek Jepang lainnya—melihat penjualannya menurun di China—pasar mobil terbesar di dunia—akibat protes atas sengketa wilayah Jepang dan China.Toyota mengumumkan penjualan mereka di China jatuh menjadi 48,9% year-on-year pada September. Penjualan di China mencapai 12% dari total penjualan produk mereka.

Sementara, dua bulan lalu, mereka menambahkan dua model atas penarikan 2009 yang diluncurkan setelah keset lantai terjebak di bawah akselerator dan dikaitkan pada kecelakaan yang diduga menyebabkan puluhan kematian. Menurut penyelidikan Kongres AS,Toyota salah menangani masalah awal dan masalah itu menyebabkan penarikan lebih dari 12 juta kendaraan di seluruh dunia dengan lebih dari USD50 juta denda dari regulator AS dan permintaan maaf secara terbuka dari bos perusahaan itu.

Sejak saat itu, Toyota berusaha keras meraih kembali reputasinya atas standar keselamatan, sementara pada saat yang sama menderita dampak krisis ekonomi yang selain berasal dari tsunami, juga dari menguatnya nilai yen. Toyota kembali merebut mahkota sebagai pabrikan mobil terlaris di dunia pada semester pertama tahun ini dari General Motors dan berharap mampu menjual 9,76 juta unit mobil dan truk kecil secara global, termasuk merek Daihatsu dan Hino.

Sementara itu, PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai agen pemegang merek Toyota di Indonesia belum mau berkomentar. General Manager Corporate Planning dan Public Relation PT TAM Widyawati Soedigdo saat dimintai konfirmasi atas recall oleh Toyota Motor Corp mengungkapkan, manajemen TAM akan memberikan keterangan hari ini.

“Besok (hari ini) Direktur Pemasaran akan menjelaskan perihal tersebut,” ujarnya. Belum bisa dipastikan apakah mobil-mobil Toyota yang dipasarkan di Indonesia masuk dalam daftar recall tersebut. Pengamat automotif Soehari Sargo saat dihubungi tadi malam mengungkapkan, recall yang dilakukan Toyota Motor Corp untuk produknya di pasar global merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan tersebut. “Ini justru mereka (Toyota) ingin menjaga citra di mata konsumennya,”tegas dia.

Menurut Soehari, kerusakan komponen mobil salah satunya bisa disebabkan kondisi di tiap-tiap negara. “Kondisi di tiap-tiap negara berbeda. Ini juga berpengaruh,” sebutnya. Soehari mengatakan,recall bukan merupakan hal yang tabu bagi produsen mobil. Karena dengan melakukan recall, produsen bertanggung jawab atas produk yang dijualnya. alvin/ chindya citra/anton c 

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar