PALEMBANG – Palembang kini menjadi pasar terbesar peredaran narkotika
dan obat-obatan terlarang (narkoba) di Sumatera. Sementara di Indonesia,
Palembang merupakan pasar narkoba terbesar keempat.
“Dari data yang kami
miliki urutan pertama pasar narkoba DKI Jakarta, kedua Surabaya, ketiga
Bali dan keempat Palembang,” kata Kepala Satuan Reserse (Satres) Narkoba
Kepolisian Resor (Polres) Palembang, Kompol FX Irwan Ariyanto saat
melakukan gelar hasil operasi anti narkotika (ops antik) di halaman
Polresta Palembang kemarin. Sebelumnya dalam jalur distribusi
narkoba,Palembang hanya menjadi tempat persinggahan. Namun,kini seiring
makin banyaknya pelaku pengedar dan bandar,posisinya bergeser menjadi
pasar utama narkoba di wilayah Sumatera.
“Dengan posisi ini
artinya kerja kami ke depan harus lebih keras lagi menyikapi hal
tersebut,” tukasnya. Menurutnya, peredaran narkoba yang masuk ke
Palembang tidak bisa ditebak dan dengan modus berbeda-beda pula.Beberapa
kali polisi mencoba mencegah masuknya narkoba melalui jalur darat namun
hasilnya nihil. “Modus mereka berbedabeda dan akses jalurnya pun selalu
berubah-ubah.Memang bisnis narkoba sangat mengiurkan seorang kurir saja
diupah Rp500.000 hingga Rp5 juta. Faktor ekonomi memang sangat
mempengaruhi di dalam peredaran tersebut,”paparnya.
Lebih lanjut
Irwan menjelaskan konsumen penikmat narkoba di Palembang sangat besar.
Data Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumsel mencatat, pengguna
narkoba di Sumsel tahun 2010-2011 terdata ada 811 kasus. Kemudian untuk
kabupaten Musi Rawas terdapat 259 kasus,dan Prabumulih ada 56
kasus.Datanya pun bervariasi, misalnya 1.050 kasus narkoba pada tahun
2011 dan 1.438 tersangka yang positif pengguna tertangkap oleh
petugas.Total jumlah pendudukSumseltidakkurangdari 7,4 juta jiwa.
Dari
jumlah ini sekitar 5,5 juta jiwa merupakan penduduk usia produktif yang
berpeluang terkena pengaruh narkotika. Sekitar 1,9% atau lebih kurang
100.000 di antaranya disinyalir terlibat dengan barang haram itu.
Sementara itu dari hasil operasi yang digelar selama 20 hari dari 10 –
30 September 2012, Polresta Palembang berhasil mengamankan 3.421 butir
ekstasi, 2,4 ons sabu-sabu dan 1,4 kilogram (kg) daun ganja.Total
nilainya mencapai Rp 2 miliar.
Selain itu polisi juga berhasil
menangkap 52 tersangka, empat di antaranya merupakan bandar besar yang
sudah menjadi target operasi (T0) polisi. Mereka yakni, Ariyansyah Berta
alias Ari, 24,warga Jalan Mandi Api, Kompleks RSS Srijaya Kelurahan
Srijaya, Kelurahan Alang- Alang Lebar, yang ditangkap Senin (10/9)
sekitar pukul 08.00 WIB di kediamannya dengan 16 paket sabu dan sebuah
timbangan digital. Kemudian Welly Ageply, 30, jaga malam Perum Residen
Escool warga Perindustrian I, Kompleks Patra III, No AM VI, RT 45,
Kelurahan Sukarame, ditangkap Selasa (11/9) sekitar pukul 15.30 WIB di
Jalan Sei Hitam,Lorong Family 1,RT 3/6, kelurahan Siring Agung,Kecamatan
Ilir Barat I, dengan dengan 3 paket besar sabu 5 gram.
Lalu
Angga Saputra alias Abdulah ,23 warga Jalan Lintas Timur, No 76, Kampung
III,Desa Tanjung Gelam,Kecamatan Indralaya, Kecamatan Ogan Ilir,
ditangkap Rabu (18/9) sekitar pukul 20.00 WIB,di Jalan KH A Dahlan di
Parkiran Rumah Makan Siang Malam Ilir Barat I, dengan 2.000 butir
ekstasi.Terakhir Zulkifli alias Agus, 25 warga Jalan Ali Gatmir, Lorong
Masawa Darat, No 361 RT 9/4,Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan IT I, ditangkap
Kamis (20/9) sekitar pukul 12.00 WIB, di rumahnya, dengan 7 paket sabu
20,11 gram dan 2 butir ekstasi berat 0,73 gram.
“Bandar yang
terakhir kami tangkap adalah Zulkifli alias Agus di rumahnya. Dari hasil
penangkapan ada kenaikan dari tahun kemarin (2011) hanya berjumlah 25
kasus dan 25 tersangka,” jelas Kompol Irwan. Sedangkan jika dibagi
berdasarkan jenis kelemain, dari 52 tersangka yang ditangkap 49
merupakan laki – laki dan tiga perempuan. Usai menggelar kasus
penangkapan ini, barang bukti segera akan dimusnahkan.
“Walaupun
Ops antik selesai, untuk menekan dan memberantas peredaran narkoba,
kami akan terus melakukan razia secara intens,” pungkas mantan
Kapolsekta Sukarami ini. Kepala Polresta Palembang Kombes Pol Sabarudin
Ginting berharap dengan makin memprihatinkannya peredaran narkoba,
masyarakat dapat membantu polisi dalam memberantasnya.
“ Peran
masyarakat untuk memberantas jaringan narkotika di Palembang sangat
penting untuk kami. Bahaya narkoba seharusnya lebih disadari lagi oleh
masyarakat. Betapa bahayanya barang haram itu,”tegas Ginting. muhammad
moeslim
0 komentar:
Posting Komentar