Pages

Kamis, 04 Oktober 2012

Pipa Minyak Meledak, 5 Tewas

Image

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang terus berkobar di jalur pipa distribusi minyak mentah milik PT Pertamina yang didistribusikan oleh PT Elnusa di Km 203 Jalan Lintas Timur (Jalintim) pagi kemarin. Akibat peristiwa tersebut diperkirakan distribusi minyak mentah bakal tersendat hingga beberapa minggu ke depan.

PANGKALAN BALAI – Pipa distribusi minyak mentah milik PT Pertamina yang didistribusikan oleh PT Elnusa di Km 203, Jalan Lintas Timur (Jalintim) kemarin pagi terbakar dan meledak.

Akibatnya lima orang tewas dan 18 lainnya mengalami luka bakar.Korban tewas diketahui bernama Egi, 18, Kartini, 60, Ahmad,12, dan Joni, 13,warga RT 11, Desa Srimaju Bayung Lincir. Sementara satu lainnya belum diketahui identitasnya. Dugaan sementara,kebakaran pipa yang berada di Desa Srimaju, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan ini akibat bocor setelah ada aksi pencurian.

Pjs Kabid Humas Polda Sumsel AKBP R Djarod Padakova mengatakan, hingga tadi malam tim gabungan masih terus bekerja dan belum menyimpulkan penyebab kebakaran pipa milik Pertamina tersebut. ”Kita belum tahu apakah kena puntung rokok,korek api, atau lainnya karena penyelidikan masih berjalan,”ujarnya. Dari data diperoleh, kata Djarod, sekitar pukul 11.45 WIB api di lokasi kejadian berhasil dipadamkan, namun sekitar pukul 12.00 WIB api kembali menyala dan sekitar pukul 14.00 WIB betul-betul padam. ”Korban yang meninggal dibawa ke Rumah Sakit Bayung Lencir,”katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun,di titik distribusi minyak mentah dengan tujuan Tempino-Plaju itu terdapat titik kebocoran pipa penyaluran minyak utama. Kebocoran terindikasi dari aksi pencurian yang dilakukan pada tengah malam. Saat sudah bocor,spontan warga ingin menampung minyak mentah tersebut.

Beberapa di antaranya melubangi tanah di areal lokasi kebocoran seperti penampungan kemudian diangkut dengan alat seadanya.Saat ingin membuat penampungan itulah diduga ada warga yang ingin memutuskan tali sambungan terpal dengan menggunakan api rokok. Spontan saja api langsung menyambar tampungan minyak mentah yang telah dibuat warga dan merembet ke bagian lain.

Pertamina Dinilai Kurang Peduli

Sementara itu,DPRD Sumsel meminta PT Pertamina untuk lebih intensif melakukan penjagaan terhadap aset yang ada di wilayah Sumsel.Terlebih, pascaledakan pipa aliran minyak milik Pertamina di Desa Bayung Lencir,Kabupaten Muba menyebabkan korban jiwa. Ketua Komisi IV DPRD Sumsel Edward Jaya mengakui, kasus pencurian minyak yang dilakukan warga dengan merusak pipa sudah sering terjadi.

“Seharusnya dengan kejadian itu, Pertamina melakukan koreksi apa yang salah.Selama ini Pertamina kurang peduli dengan masyarakat di Sumsel,padahal wilayah kerja Pertamina sangat luas. Masyarakat hanya jadi penonton setelah lahan yang sebelumnya milik mereka kini menjadi lahan eksplorasi Pertamina dan mereka tidak dilibatkan,” kata Edward. Politikus Partai Golkar ini menuturkan, keberadaan Pertamina di tanah Sumsel ini memang belum begitu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Sumsel.

“Lihat saja, sumur-sumur milik Pertamina di Sumsel ini sangat banyak, tapi tidak memberikan kontribusi terhadap PAD,” tuturnya. Terhadap seringnya terjadi pencurian pipa dan minyak mentah,Edward juga meminta agar warga yang melakukan pencurian diproses secara hukum. “Siapa pun yang melakukan pencurian, ya harus diproses secara hukum,”ujarnya.

Rugikan Negara Ratusan Miliar

Dari Jakarta, Manajer Humas Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan, kebakaran diduga kuat akibat aksi penjarahan minyak mentah dari pipa Tempino-Plaju di daerah tersebut. Ini dibuktikan dengan ditemukannya pipa paralon dan bak galian tanah yang menjadi tempat penampungan minyak jarahan di sekitar lokasi kejadian. Koordinasi penanggulangan telah dilakukan antara pihak Elnusa selaku pelaksana operation and maintenance,Pertamina, kepolisian,BPMIGAS,BLH Provinsi, dan aparatur setempat. “Hingga saat ini korban tewas lima orang dan 18 lainnya luka bakar,”ungkapnya.

Agus sangat menyayangkan aksi penjarahan minyak yang masih terjadi di jalur pipa minyak Tempino-Plaju. Aksi penjarahan tidak saja merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah, tetapi juga mengakibatkan kebakaran dan menimbulkan korban jiwa. “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk turut menjaga dan melaporkan jika ada tindakan mencurigakan yang terjadi di sekitar jalur pipa Tempino- Plaju,” katanya.

Dia menambahkan, aksi penjarahan minyak di jalur pipa Tempino- Plaju sudah sangat memprihatinkan. Kerugian yang ditimbulkan telah mencapai lebih dari Rp200 miliar. Aksi penjarahan minyak mentah mengalami peningkatan sejak pertengahan 2012.Dalam lima bulan terakhir telah terjadi kehilangan sebesar 36.587 barel (Mei 2012), 60.554 barel (Juni 2012), 68.037 barel (Juli2012),48.325barel(Agustus 2012), dan 29.001 barel (September 2012). “Kecamatan Bayung Lencir merupakan wilayah yang memiliki catatan angka penjarahan tertinggi.Pada 2011 sajaterjadi 158 kasus dan hingga September 2012 meningkat menjadi 373 kasus,”tambahnya.

Menyikapi maraknya aksi penjarahan minyak mentah, Kapolres Muba,Toto Wibowo, mengatakan kejadian tersebut bisa menjadi shock therapywarga sehingga tidak lagi menjarah barang yang bukan miliknya.“ Kejadian itu sudah lama dan minyak mentah Elnusa dicuri dengan cara melubangi pipa,”ungkapnya. tazmalinda/ ade satia pratama/ sidratul muntaha/ nanangwijayanto/ amarullah diansyah/ sierra syailendra 

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar