Pages

Kamis, 04 Oktober 2012

Dua Guru SD Diarak dan Dinikahkan

Image

Sejumlah warga berkerumun di depan rumah SMS di Jalan Batu Putih, Kelurahan Pahlawan, Medan Perjuangan, kemarin.


MEDAN– Guru semestinya menjadi teladan. Namun, perilaku dua oknum guru SD berinisial Sya, 46; SMS, 40, ini sangat tidak pantas ditiru. Keduanya dipergoki warga diduga sedang berzinah hingga akhirnya diarak ke Kantor Lurah Pahlawan Medan, Rabu (3/10) pagi.


Sya juga sempat dihajar warga setempat karena bersembunyi di kamar kos SMS di Jalan Batu Putih, Kelurahan Pahlawan, saat penggerebekan dilakukan. Warga yang kesal akhirnya menunggu guru bidang studi olahraga ini keluar rumah. Peristiwa yang menggegerkan warga Jalan Batu Putih,Kelurahan Pahlawan,Kecamatan Medan Perjuangan ini sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan guru di Kota Medan, kemarin.Terutama di SD 060852 Jalan Madong Lubis Medan Perjuangan,tempat Sya mengajar, dan SDN 30 Medan Petisah,tempat SMS mengajar.

Sya merupakan ayah tiga anak dan tinggal di Jalan Rumah Sakit Haji Medan.Menurut informasi,hubungan dia dengan istrinya sedang bermasalah, bahkan sempat mengajukan gugatan cerai ke pimpinan tempatnya mengajar. Sedangkan SMS merupakan janda tiga anak yang tinggal di Jalan Batu Putih. SMS menjanda sejak awal 2012 setelah suaminya meninggal karena sakit setelah mengalami kecelakaan. Menurut sejumlah warga, hubungan terlarang antara sesama oknum guru ini sudah lama terendus.Tetapi, layaknya pasangan muda dimabuk asmara, Sya dan SMS tak memedulikan omongan warga.

Untuk menutupi kedoknya, Sya kerap merawat dua mobil yang dimiliki SMS, satunya di antaranya BK 1585 KS. Bahkan, kerap menyopiri mobil tersebut, tentunya SMS duduk di sebelahnya. Zulfadli,36,warga setempat mengatakan,sudah sejak lama mereka mencurigai Sya yang sering sekali berkunjung ke rumah SMS. Dia bersama warga lainnya meyakini pasangan ini memiliki hubungan asmara dan berzina. Pada Selasa (2/10) malam, Sya dan SMS yang mengendarai mobil Toyota Avanza BK 1585 KS tiba di kediaman SMS. Beberapa saat kemudian, keduanya pergi lagi seolah-olah hendak mengantar pulang Sya.

Namun, ternyata ini hanya kedok saja untuk mengelabui warga sekitar rumahnya karena tak lama SMS kembali.Dan Sya bersembunyi dengan cara merunduk jok belakang. SMS pun memarkirkan mobilnya di garasi dan masuk ke rumah pada Rabu (3/10) sekitar pukul 01.00 WIB.Berselang 30 menit, Sya mengendap-endap turun dari mobil masuk ke rumah.Pasangan tak lagi muda ini pun beranjak ke kamar tidur.

“Kami sudah lama mencurigai kedua insan tersebut.Terlebih lagi tetangga sebelah rumah SMS bernama Ivan dan keluarganya yang sudah lama resah terhadap perilaku kedua oknum guru itu.Pada dini hari itu, Ivan pun memberanikan diri mengintip untuk memastikan kecurigaannya dan ternyata benar,keduanya sedang berbuat mesum,”tutur Zulfadli. Ivan pun memberitahukan apa yang disaksikannya kepada warga lainnya, termasuk Zulfadli.”Saya juga melihat sendiri, mereka melakukan perbuatan mesum. Akhirnya semua warga berkumpul di depan rumah SMS sembari melempari batu,”imbuhnya.

Rupanya Sya ketakutan melihat warga berkerumun sambil melempari rumah SMS.Dia pun bersembunyi ke kamar kos yang berada di bagian belakang rumah SMS. “Kami pun masuk menuju kamar kos. Namun, kami sayangkan adalah sikap kepling (kepala lingkungan) yang terkesan membela SMS dan Sya.Alhasil kami pun membubarkan diri.Tapi kami enggak tinggal diam,kami menunggu sampai dia keluar dari persembunyiannya,” sebut Zulfadli. Lantas,sekitar pukul 04.00, Sya keluar dari kamar anak kos dan melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor jenis Yamaha Mio miliknya.Namun nahas baginya,warga yang menunggu langsung menangkapnya.

“ Kepling pun enggak bisa menyangkal lagi. Kami sempat memukulinya sebentar. Sekitar pukul 07.00 Syaf kami arak ke kantor lurah. SMS juga kami suruh keluar dari rumahnya dan ikut ke kantor lurah,” tandasnya. Setelah berada di kantor lurah, keduanya langsung dibawa ke Kantor Urusan Agama (KUA) Medan Perjuangan Jalan Sehati.Namun, para pegawai KUA tidak mengakui bahwa Sya dan SMS berada di kantor mereka. Camat Medan Perjuangan Rahmat Harahap membenarkan ada warganya yang dipergoki diduga sedang berzina. Namun, menurut dia, masalah itu sudah diselesaikan Lurah Pahlawan.

“Ya memang ada PNS yang berprofesi guru,baik si laki-laki maupun si perempuannya yang tertangkap tangan oleh warga sedang berduaan di rumah tanpa ada ikatan pernikahan. Sekarang sudah diselesaikan oleh lurah dan akan dinikahkan,” ujarnya. Berdasarkan laporan yang diterima dia,pada Selasa (2/10) malam Sya yang menemani SMS berobat. Syaf kemudian mengantarkannya pulang ke rumah.Namun,hingga dini hari Syaf tak juga pulang dari rumah SMS. Melihat kondisi itu warga setempat bersama-sama mendatangi rumah SMS dan mengarak keduanya ke kantor lurah.

“Alasan si lelaki menemani si perempuan berobat, tapi hingga dini hari tak juga pulang, makanya diarak warga.Keduanya berstatus janda dan duda yang masing-masing memiliki tiga anak,”ujar Rahmat. Kepala SDN 060852 Ali Usman Harahap mengatakan,Sya bekerja di sekolah itu sejak 2009. Menurut dia, pria yang aktif sebagai guru selama 18 tahun ini memang sedang bermasalah dengan sang istri.

“Pak Sya sekarang ini sering meninggalkan tugas dan datang siang hari.Dia juga sering dinasihati pengawas sekolah terkait perilakunya.Tapi, sebenarnya Sya merupakan guru yang baik,”paparnya. Pengamat sosial Agus Suryadi mengatakan,secara psikologi kejadian ini tentu berdampak dengan dunia pendidikan. Sekali lagi dunia pendidikan tercoreng oleh ulang oknum guru. Dampak psikologis yang paling besar bisa dirasakan oleh siswa yang dididiknya,lantaran selama ini sang guru dianggap pantas mengajar.

“Kejadian ini bisa berakibat hilangnya pola anutan siswa. Jika anak-anak hilang panutan di rumah,sekolah,dan di lingkungan, maka akan tumbuh pola perilaku yang berdasarkan kebenaran mereka sendiri. Tentu ini tidak baik,” tuturnya. Menurut dia,masalah ini disebabkan guru bukan sebuah profesi yang istimewa lagi. Sekarang guru dijadikan pekerjaan sampingan, dan semua orang bisa menjadi guru.Ada nilai-nilai terabaikan, dimulai dari gaji yang kurang dihargai.

“Pemerintah harus menghargai profesi guru menjadi profesi yang agung sehingga intelektualitas guru bisa terjaga. Jangan hanya konsentrasi pada infrastruktur,”pungkasnya. dody ferdiansyah, siti amelia

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar